PENEMBAKAN MASSAL DI BONDI BEACH: 16 ORANG TEWAS

Daftar Isi

REKAMAN VIDEO: 
https://pixeldrain.com/l/i2MGZkx4 
*Jika saat di klik mengarah ke situs lain, langsung klik kembali (back) lalu klik ulang linknya untuk melihat video tanpa sensor*


SYDNEY — Australia kembali dilanda duka mendalam setelah serangan teror paling mematikan dalam hampir tiga dekade terakhir terjadi di kawasan ikonik Bondi Beach, Sydney. Sedikitnya 16 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka ketika pelaku bersenjata melepaskan tembakan ke arah warga komunitas Yahudi yang tengah berkumpul merayakan hari pertama Hanukkah, Minggu sore (14/12/2025).

Serangan terjadi sekitar pukul 18.45 waktu setempat, saat lebih dari 1.000 orang menghadiri acara Chanukah by the Sea di tengah suasana malam musim panas yang hangat. Dalam hitungan menit, perayaan keagamaan itu berubah menjadi lautan kepanikan, jeritan, dan darah.

Komisaris Kepolisian New South Wales (NSW), Mal Lanyon, mengungkapkan bahwa terduga pelaku penembakan adalah ayah dan anak. Salah satu pelaku tewas di lokasi kejadian, sementara satu lainnya mengalami luka kritis dan kini dirawat intensif di rumah sakit. Polisi juga menemukan dua alat peledak rakitan aktif di sekitar lokasi, yang berhasil dijinakkan oleh tim penjinak bom.

“Tidak ada pelaku ketiga. Situasi telah kami kendalikan sepenuhnya,” tegas Lanyon kepada wartawan pada Senin (15/12).

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut penembakan ini sebagai serangan teror yang ditargetkan terhadap komunitas Yahudi. Ia mengecam keras insiden tersebut sebagai “antisemitisme jahat yang menghantam jantung bangsa Australia.”

“Ini adalah tanggung jawab kita semua untuk merangkul komunitas yang terluka dan memastikan mereka tahu bahwa rakyat Australia berdiri di pihak mereka,” ujar Albanese dengan nada emosional.

Data kepolisian NSW menyebutkan, selain 16 korban tewas, 40 orang masih menjalani perawatan, termasuk dua personel polisi yang tertembak saat berusaha mengamankan lokasi. Para korban berusia antara 10 hingga 87 tahun, menandakan bahwa serangan ini tidak pandang bulu.

Rekaman yang ditayangkan Australian Broadcasting Corporation (ABC) memperlihatkan dua pria berpakaian hitam menembaki kerumunan dari sebuah jembatan penyeberangan dekat pantai. Dalam cuplikan lain yang belum terverifikasi, seorang warga sipil tampak nekat menerjang dan melucuti salah satu pelaku. Perdana Menteri NSW Chris Minns menyebut tindakan itu sebagai heroik dan diyakini telah menyelamatkan banyak nyawa.

Bondi Beach dan seluruh jalan di sekitarnya ditutup total untuk kepentingan penyelidikan. Tragedi ini tercatat sebagai penembakan massal paling mematikan di Australia sejak tragedi Port Arthur tahun 1996, yang menewaskan 35 orang dan mengubah wajah hukum senjata api nasional.

“Ada malam-malam yang mengoyak jiwa bangsa kita,” kata Albanese. “Di saat kegelapan ini, kita harus menjadi cahaya bagi satu sama lain.”

Australia memiliki sekitar 116.967 warga Yahudi berdasarkan sensus 2021, menjadikannya salah satu dari 10 komunitas Yahudi terbesar di dunia. Kawasan Bondi sendiri dikenal sebagai salah satu pusat komunitas Yahudi di Sydney.

Salah satu korban selamat, yang baru tiba dari Israel beberapa hari sebelumnya, mengaku datang untuk membantu komunitas Yahudi Sydney menghadapi meningkatnya antisemitisme. Dengan wajah berlumuran darah dan kepala dibalut perban, ia mengatakan kepada Channel Nine bahwa tragedi ini justru akan membuat komunitas mereka semakin saling menguatkan.

Direktur Jenderal Australian Security Intelligence Organisation (ASIO), Mike Burgess, menyatakan tingkat ancaman teror nasional tetap berada pada level probable, meski insiden besar baru saja terjadi. Sementara itu, polisi di negara bagian Victoria meningkatkan pengamanan di kawasan Caulfield dan Glen Eira, wilayah dengan populasi Yahudi besar.

Dari luar negeri, kecaman keras datang dari Israel. Menteri Luar Negeri Gideon Sa’ar menyebut penembakan ini sebagai hasil dari “amukan antisemitisme di jalan-jalan Australia selama dua tahun terakhir.” Presiden Israel Isaac Herzog menyebut serangan itu sebagai “aksi kejam terhadap orang-orang Yahudi yang hendak menyalakan lilin pertama Chanukah.”

Serangan di Bondi memperpanjang daftar panjang aksi kebencian terhadap komunitas Yahudi di Australia sejak pecahnya konflik Gaza pada Oktober 2023. Sejumlah sinagoga, restoran, kendaraan, hingga rumah warga Yahudi menjadi sasaran pembakaran, vandalisme, dan grafiti bernada kebencian. Bahkan, intelijen Australia mengungkap keterlibatan Korps Garda Revolusi Islam Iran dalam setidaknya dua serangan pembakaran, yang mendorong Canberra mengusir duta besar Iran—langkah ekstrem pertama sejak Perang Dunia II.

Tragedi ini juga kembali membuka perdebatan tentang celah pengendalian senjata api di Australia. Laporan Australia Institute awal tahun ini menunjukkan lemahnya transparansi data dan tingginya konsentrasi kepemilikan senjata, di mana rata-rata pemegang lisensi memiliki lebih dari empat senjata api, bahkan dua warga Sydney tercatat masing-masing memiliki lebih dari 300 senjata.

Di tengah duka nasional, Bondi Beach—yang biasanya dipenuhi tawa dan debur ombak—kini menjadi simbol luka mendalam, pengingat bahwa teror dapat muncul bahkan di tempat yang paling damai.

Posting Komentar

-->